Direktorat Jenderal Kebudayaan mengalokasikan dana Rp 80 miliar untuk memajukan sektor budaya

  • Direktorat Jenderal Kebudayaan (Dirjen Kebudayaan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan dana Rp 80 miliar melalui program Promosi Bidang Kebudayaan (FBK). FBK merupakan program impuls bagi individu atau kelompok seniman atau pekerja budaya.

“Dana ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk memajukan kebudayaan di tanah air, baik secara kelompok maupun perorangan,” kata Hilmar Farid, kepala departemen kebudayaan, dalam siaran persnya (19/11/2020).

Lebih lanjut Hilmar menyatakan, “FBK sebagai stimulus kepada individu atau kelompok bersifat non fisik dan non komersial serta dapat diapresiasi secara luas oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.”

Ia berharap dana tersebut dapat menjadi wadah untuk menciptakan ruang keragaman ekspresi

dan mempromosikan interaksi budaya dan inisiatif baru untuk mempromosikan budaya Indonesia di bawah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Baca Juga: Pekan Kebudayaan Nasional, Presiden Jokowi: Bukti Humanis Tak Kalah Pandemi
Akuntabilitas Dana

Hilmar juga mengingatkan agar dana bantuan negara ini harus digunakan secara bertanggung jawab.

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan ke dalam email Anda.
email pendaftaran

“Dalam hal ini (anggaran FBK) digunakan dana negara. Nilainya juga besar, sehingga penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawabannya sangat perlu dicatat, transparan dan dikelola dengan baik,” ujarnya.

Hilmar mengatakan FBK menjadi cikal bakal Dana Wakaf Budaya yang digagas pada Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Penerima FBK dari komunitas budaya game online, Muhammad Abdul Karim mengaku senang

dan senang karena merasa didukung oleh program Dirjen Kebudayaan.

Abdul, yang sudah enam tahun berkecimpung dalam budaya game online, bersyukur ketika grup game online miliknya bernama Sengkala Dev dinyatakan layak menerima bantuan senilai Rp 17 juta.

Menurutnya, program pendanaan tersebut dapat memberikan ruang-ruang kreatif bagi para seniman.

“Tentu kami berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Dirjen Kebudayaan atas dukungan dananya. Kami menerima 80 persennya dan sisanya saat pekerjaan selesai,” katanya.

“Mereka biasanya tidak mendapatkannya dari penerbit, investor dan program kompetisi

atau hibah sejak mereka mencoba dari kompetisi PKUB Kemenag 2015 hingga penggalangan dana Indiegogo 2019, semuanya gagal,” katanya.

Abdul mengaku telah mengembangkan game-game sejarah di tanah air seperti game Pedalahusa (2014), Pedalahusa Fall of Bali (2017), Maritime Warfare Sea War (2019) dan Surabaya Inferno (2020).

Komunitas musik Riau Rhythm setuju. Dari 4.000 saran kelompok musik, komunitas ini terpilih sebagai penerima FBk.

“Tentu kami senang karena proposal kami berhasil diterima di antara 190 dari 4.000 proposal. Nilai proposal kami adalah 893 juta rupee untuk memungkinkan konser Riau Rhythm, ”katanya.

Baca Juga: Incar Generasi Z, Pekan Budaya Nasional 2020 Hadirkan Empat Puluh

Dijelaskan, dana tersebut untuk mendukung kegiatan konser yang berjumlah 128 orang, terdiri dari pemusik orkestra, pemusik tradisional, penampil panggung, video mapping dan lain-lain.

Artinya proposal kegiatan ini akan melibatkan artis dan performer di Riau yang tidak memiliki penghasilan seperti biasanya di masa pandemi ini, jelasnya.

Selain FBK, dukungan pemerintah di bidang kebudayaan antara lain dukungan kegiatan kesenian, dukungan lembaga seni, dukungan penulisan buku sejarah, dan dukungan komunitas budaya di masyarakat.

LIHAT JUGA :

indonesiahm2021.id
unesa.id
unimedia.ac.id
politeknikimigrasi.ac.id
stikessarimulia.ac.id
ptsemenkupang.co.id

Rate this post